Rabu, 18 September 2013

SEJARAH SABLON KAOS

Sablon Kaos pertama kali ditemukan di China, pada zaman Dinasti Song (960 – 1279 CE). Jepang dan negara – negara Asia lainnya mengadopsi metode cetak ini dan mengembangkannya dengan memadukannya dengan penggunaan teknik cetak lainnya. Sablon Kaos pertama kali dikenalkan ke negara Eropa Barat setelah beranjak dari Asia pada akhir tahun 1700an, tetapi tidak terlalu dikenal baik di sana. Sablon kaos mulai dikenal sejak kain sutera mulai banyak digunakan di pasar. Sablon Kaos tersebut digunakan untuk menghias kain sutera.


Sablon Kaos di patenkan di Inggris

Sablon Kaos pertama kali dipatenkan di Inggris oleh Samuel Simon pada tahun 1907. Awalnya, penyablonan digunakan sebagai metode untuk melakukan pencetakan pada kertas dinding (wallpaper), pencetakan sprei, sutra, atau bahan – bahan kain lainnya yang memiliki kualitas tinggi. Di dunia teknologi industri, penyablonan pada akhirnya diadopsi oleh para seniman sebagai suatu solusi atas biaya pencetakan yang mahal.

Sablon adalah solusi praktis dan murah untuk melakukan pencetakan secara berulang – ulang. Penyablonan, sekarang cukup terkenal, baik dalam dunia seni, maupun pencetakan secara komersial, dan seringkali digunakan untuk mencetak gambar pada sablon kaos, topi, CD, DVD, keramik, kaca, polyetilen, polypropile, kertas, logam, dan kayu. Sablon selain sebagai alat cetak komersial, juga merupakan seni. Sekumpulan seniman sablon, kemudian mendirikan Perkumpulan Serigrafi Nasional (National Serigraphic Society), yang merupakan awal dikenalnya nama Serigrafi pada tahun 1930, untuk membedakan antara para seniman yang berkarya di bidang seni dengan menggunakan penyablonan, dengan mereka yang bergerak di bidang sablon industri komersial.

Serigrafi sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu “Seri” (sutra), dan bahasa Yunani “graphein” (menulis atau menggambar). Seorang seniman bernama Andy Warhol merupakan salah satu nama yang berjasa besar dalam memperkenalkan teknik penyablonan yang berkaitan dengan istilah serigrafi tersebut, terutama di wilayah Amerika Serikat. Warhol sangat dikenal dengan karyanya pada tahun 1962, yaitu pembuatan gambar Marilyn Monroe yang dicetak dengan menggunakan warna – warna yang mencolok.

Seorang wirausahawan, seniman, sekaligus investor dari Amerika bernama Michael Vasilantone, mengembangkan suatu mesin penyablonan untuk lebih dari satu warna serta mematenkannya pada tahun 1960. Mesin penyablonan tersebut diproduksi untuk mencetak logo dan tulisan – tulisan pengenal untuk baju – baju pada klub bowling, tetapi pada akhirnya lebih diarahkan sebagai suatu solusi baru dalam mencetak sablon kaos.

Paten yang diajukan oleh Vasilantone, tanpa membutuhkan waktu yang lama, akhirnya dikabulkan oleh berbagai pengusaha, dan pada akhirnya, mesin sablon kaos tersebut menjadi salah satu mesin paling populer dalam dunia industri penyablonan. Sekarang, lebih dari 50% kegiatan pencetakan kaos polos di Amerika Serikat dan seluruh dunia menggunakan teknik sablon baju.


Macam - macam Teknik Sablon Baju

Sekarang ini sablon kaos sudah semakin berkembang lagi, khususnya untuk industri kaos polos. Tersedianya grosir kaos polos murah yang dijual di pasaran membuat semua orang bisa mencetak sablon kaos sablonnya sendiri. Alternatif pembuatan kaos sablon bukan hanya terbatas pada sablon manual dengan berbagai variasinya seperti glitter, flocking, glow in the dark, atau high density, dan lain sebagainya, namun juga merambah ke dunia digital.

Sablon manual, sablon digital, dan teknologi printer direct to garment (DTG) merupakan perkembangan dari proses cetak sablon. Teknologi ini terus berkembang, dan teknik-teknik print kaos baru setiap hari terus ditemukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar